DESA BABADAN
Desa Babadan adalah salah satu desa di Kecamatan Karangrejo. Menurut sejarah desa, berdirinya desa Babadan diawali oleh tiga tokoh yaitu Sri Wulandari, Singo Darono, dan Malang Prawiro.
Desa Babadan merupakan salah satu dari 13 desa yang terletak di wilayah administrasi Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung
Didalam sejarah Desa Babadan tidak diketahui secara pasti mulai kapan desa babadan berdiri, karena sampai sekarang belum ditemukan bukti-bukti berupa candi, prasasti yang menguatkan kapan berdirinya desa babadan, Untuk menggali sumber data atau informasi berdirinya Desa Babadan Pemerintah Desa bersama Tokoh Masyarakat mengundang para sesepuh dan beberapa warga masyarakat yang setidaknya mengetahui sejarah berdirinya Desa Babadan. Para sesepuh dan tokoh masyarakat menuturkan berdasarkan cerita dari nenek moyang yang telah diceritakan secara turun temurun bahwa sejarahnya berawal dari tokoh penggawa (Sentono) kerajaan mataram yang pergi dari kerajaan karena dikejar-kejar oleh Belanda, para penggawa kerajaan mataram tersebut banyak yang lari ke daerah timur yaitu Ponorogo dan sampailah ke daerah Tulungagung.
Karena masih dikejar-kejar oleh belanda para penggawa (Sentono) kerajaan mataram tersebut lari ke arah utara, dalam pengejaran tentara belanda ini penggawa (sentono) kerajaan terkena tembak pada Bendo (Lutut) Kaki sampai terjatuh sehingga beliau bersama pasukannya bersembunyi di sebelah utara sungai Klantur. Dalam persembunyian ini penggawa kerajaan berpesan kepada prajuritnya bahwa apabila nanti sudah ada rejane jaman (kemajuan zaman) kelak daerah ini dinamakan SENTONOBENDO, ditempat ini pula terdapat petilasan / makam yang bernama SENTONO. Saat ini nama SETONOBENDO dijadikan nama Dusun yang merupakan bagian wilayah administratif Desa Babadan.
Hari-hari berikutnya penggawa kerajaan mataram ini melanjutkan perjalanannya ke arah barat sambil membawa barang bawaan seperti empon-empon (rempah-rempah) untuk mengobati luka di lututnya, merekapun berhenti di suatu tempat sambil beristirahat mengobati lukanya dengan ramuan kencur, selain dibuat untuk ramuan obat para penggawa (Sentono) juga menanam tanaman kencur di tempat istirahat tersebut. Ditempat istirahat ini beliau menamakan SETONOKENCUR. Letak Setonokencur ini tepatnya berada di pinggir sungai Wudu sebelah utara dusun persilan. Ditempat ini terdapat makam satu orang yaitu petilasan/makam mbah Kariyah.
Setelah Para penggawa (Sentono) kerajaan ini beristirahat merekapun melanjutkan perjalanannya ke arah utara sampai di tepi sungai Babakan. Di tepi sungai babakan ini Beliau para penggawa (Sentono) dan prajuritnya berhenti untuk membersihkan diri dan tempat itu dinamakan SETONO.
Ditempat inilah para penggawa kerajaan tersebut berhenti dan memulai mendirikan tempat tinggal. Karena daerah ini dulunya masih berupa hutan yang lebat dan semak-semak belukar, para prajurit mataram mulailah menebangi pohon dan membersihkan semak-semak belukar untuk didirikan bangunan tempat tinggal sehingga daerah yang ditempati ini dinamakan BABADAN. Disini pula yaitu di Dusun Babadan Lor terdapat makam para penggawa kerajaan mataram yang belum jelas nama-namanya.
Ditempat tinggal yang baru ini diangkatlah seorang tokoh untuk menjadi pimpinan di Babadan dengan sebutan Demang. Tokoh-tokoh yang dikenal masyarakat sebagai demang di Desa Babadan yaitu SRI WULANDARI tidak diketahui secara pasti mulai kapan dan berakhirnya beliau menjadi demang, setelah beliau wafat Demang desa babadan dilanjutkan SINGO DARONO dan MALANG PRAWIRO, ketiga tokoh tersebut dikenal sampai sekarang sebagai Demang dan penyebar agama islam di babadan, ketiga Tokoh Demang tersebut makamnya berada di makam umum Dusun Babadan Lor dan sampai sekarang makam tersebut masih terawat dengan baik. Namun dari penggalian informasi tentang siapa saja keturunan dari ketiga tokoh tersebut sampai sekarang masih belum diketahui.
Setelah ketiga tokoh tersebut pimpinan desa babadan yang semula di jabat oleh DEMANG diganti dengan LURAH. Dan seiring berjalannya waktu pada tahun 1983 Lurah diganti dengan KEPALA DESA hingga sampai saat ini. Demikianlah sekilas tentang asal usul sejarah berdirinya Desa Babadan Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung.
Setelah Indonesia merdeka, desa Babadan telah mengalami beberapa masa kepemimpinan, yaitu:
Tabel 2.1.1
Masa Kepemimpinan Kepala Desa
1 Tidak diketahui Wulandari Demang
2 Tidak diketahui Singo Darono Demang
3 Tidak diketahui Malang Prawiro Demang
4 Tidak diketahui Sadiran Lurah
5 Tidak diketahui Ngarib Lurah
6 Sampai tahun 1983 Toyib Lurah
7 Tahun 1983 – Tahun 1993 Djanari Kepala Desa
8 Tahun 1993 – Tahun 2002 Djanari Kepala Desa
9 Tahun 2002 – Tahun 2007 Sapowan Kepala Desa
10 Tahun 2007 – Tahun 2013 Suyitno Kepala Desa
11 Tahun 2013 – Sekarang Suyitno Kepala Desa
Terciptanya Masyarakat Mandiri, Beradab dan Berkwalitas
Aparat desa Tulungagung periode 2016-2022
Kepala Desa